Sekolah kami termasuk implementasi kurikulum 2013, para guru sudah ikut pelatihan dan kepala sekolah juga. Tapi saya sendiri tidak ikut karena dalam proses perpindahan dari Tebing ke Pematangsiantar. Maka saya harus belajar sendiri dengan bertanya kepada teman yang ikut pelatihan.
Namun saya heran Pak; setelah para guru pulang dari pelatihan saya mengajak mereka untuk berbagi yang mereka terima dari pelatihan itu. Mereka berkata yang memberikan pelatihan itu, kurang bisa menyampaikan bagaimana seharusnya para guru itu dalam pelajaran. Pelatih bingung apalagi yang menerima. Jawaban mereka saat menerima pelatihan di Jakarta mereka terlambat datang, karena terlamabat mendapat informasi dari pusat. Seharusnya mereka tidak bisa menjawab demikian karena mereka sudah disiapkan untuk melatihkan Pak? Jadi guru2 disuruh membuat RPP dan dikumpul untuk mereka (pemberi) maka para guru merasa kurang puas setelah mengikuti pelatihan.
Berbeda dengan teman kepala sekolah yang mengikuti, mereka nampak puas walaupun merasa capai karena penuh kegiatan. Hanya masih ada perbedaan jumlah jam pelajaran dari yang kami terima waktu kita pertemuan di Medan. Misalnya waktu itu Seni Budaya dan Prakarya 6 jam untuk kelas 4,5 dan 6. Sekarang menjadi 5. Kemudian yang perlu saya tanyakan sekali lagi mengenai kurikulum ini, jam pelajaran yang tercantum itu sudah kita laksanakan mulai dari kelas 1 sampai 6 kan Pak? Walaupun kelas 2, 3 dan 5, 6 masih kurikulum lama. Karena kami ada dua pendapat; yang satu menyatakan ya dan yang lain menyatakan hanya kelas 1 dan 4 saja yang menerapkan jam pelajaran yang dalam draf itu. Maka saya minta tanggapan bapak walaupun tadi siang sudah saya sudah mendapat jawaban hanya karena aku tak ikut pelatihan kurang yakin mempertanggungjawabkannya.
Terimakasih Pak, atas kesediaannya menanggapi keluhan dan memberi informasi baru bagi kami yang jauh dipelosok ini.
Salam dan Doa
Sr. Emerensia Sitanggang
Pematangsiantar (SUMUT)
Komentar
Posting Komentar