Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2020

Mengembalikan Kehidupan Kampus

Pandemi Covid-19 membuat kampus sepi. Rektor Universitas Indonesia Ari Kuncoro pernah menyatakan harapannya agar segera diizinkan mengadakan kuliah tatap muka, terutama untuk ilmu-ilmu dasar, mengingat kuliahnya tidak mudah disampaikan secara daring. Pembelajaran jarak jauh (PJJ) memang bisa dilaksanakan untuk ilmu-ilmu sosial dan humaniora, yang hampir seluruh materinya bersifat naratif. Tapi, untuk ilmu-ilmu dasar, yang menerangkan banyak rumus dan contoh soal, tidak mudah bila harus disampaikan secara daring. Kita sering merasakan pemahaman suatu rumus akan lebih mudah dimengerti bila dibantu dengan mimik atau gerak tubuh dosen pada saat menerangkan atau memberikan contoh. Ekspresi dosen itu tidak muncul saat PJJ. Dalam PJJ pun, dosen tidak mengerti seberapa besar perhatian mahasiswa terhadap materi yang diterangkannya, mengingat kamera video mahasiswa sering dimatikan dengan alasan menghemat kuota Internet. Salah satu kampanye melawan Covid-19 adalah dengan melaksanakan protokol ke

JALAN SATU ARAH ITU MENYULITKAN WARGA DAN MEMATIKAN BISNIS

Melalui twitter saya melihat video seorang warga Yogya memprotes kebijakan satu arah yang dilaksanakan di Kota Yogyakarta yang konon akan meliputi 11 ruas jalan. Ijinkan saya sebagai warga awam memberikan komentar atas kebijakan yang sekarang sedang diujicobakan tersebut.   Setelah membaca hasil kajian yang saya terima terhadap rencana penerapan kebijakan satu arah untuk mendukung kebijakan Malioboro menjadi bebas kendaraan bermotor, ijinkan saya memberikan tanggapan sebagai berikut: Bila Jl Abubakar Ali dan Pasar Kembang satu arah ke barat, dan Jl Bhayangkara satu arah ke utara, lha orang-orang yang turun dari Stasiun Tugu akan pulang ke arah Gondomanan, Pojok Beteng, Gedong Kuning, dsb. harus lewat mana?  Sekadar mengingatkan saja, dulu Jl. Pasar Kembang  satu arah ke timur, lalu masuk ke Malioboro. Bagi mereka yang mau ke arah utara sebelum Malioboro Mall ke kiri masuk ke Jl. Mataram. Sedangkan Jalan Abu Bakar Ali satu arah ke barat, masuk Malioboro.  Pada tahun 2003 saat mau pemben

Pemerhati Pendidikan: Pandemi Kian Perlebar Jarak Kesenjangan Kelompok Ekonomi Atas dan Bawah

Pemerhati Pendidikan dari Pengurus Persatuan Keluarga Besar Tamansiswa (PKBTS) Ki Darmaningtyas menyebut pembelajaran yang semula diharapkan bisa memperpendek kesenjangan, justru jadi hal yang akan memperlebarnya. Hal ini ia sampaikan menanggapi sistem pembelajaran jarak jauh di masa pandemi Covid-19 yang dinilai lebih menguntungkan kaum ekonomi atas ketimbang pelajar dari keluarga ekonomi rendah. "Kalau kita cermati sebetulnya masa pandemi justru makin memperlebar akses pendidikan antara kelompok menengah bawah karena keterbatasan sarana prasarana," kata Ki Darmaningtyas dalam diskusi virtual, Sabtu (31/10/2020). "Pembelajaran yang diharapkan bisa memperpendek kesenjangan, justru yang terjadi memperlebar kesenjangan tersebut," imbuh dia. Ia menyebut mereka yang berada di lapisan masyarakat dengan ekonomi lemah akan selalu menjadi korban, lantaran nihilnya sarana dan prasarana pembelajaran jarak jauh yang dimiliki. Kondisi tersebut berbanding terbalik dengan kalanga

Jakarta Layak Dapat Penghargaan STA 2021

Pengamat transportasi Darmaningtyas mengatakan, DKI Jakarta layak mendapatkan penghargaan Sustainable Transport Award (STA) 2021 karena perkembangan sektor transportasi yang cukup singnifikan dalam lima tahun terakhir. “Saya kira secara objektif patut kita akui bahwa Kota Jakarta dalam lima tahun terakhir mengalami perbaikan yang signifikan untuk sektor transportasinya, yakni memiliki BRT (bus rapid transit), MRT (moda raya terpadu), dan LRT (light rail transit), serta layanan KRL (kereta rel listrik) Jabodetabek yang cukup nyaman, aman, selamat, terjangkau, dan tepat waktu,” ujar Darmaningtyas, Jakarta, Senin (2/11/2020). Menurut Darmaningtyas, penghargaan di sektor transportasi merupakan penghargaan ketiga yang diraih oleh DKI Jakarta. Penghargaan pertama, pada 2006 diterima Gubernur Sutiyoso di Yogyakarta dari Panitia BAQ. Saat itu, Sutiyoso, mendapatkan penghargaaan karena berhasil membangun BRT tiga koridor (koridor 1, 2, dan 3, meski saat diberikan koridor 2 dan 3 sedang proses p

Sederet PR Menanti Usai DKI Raih Sustainable Transport Award

Sejumlah pakar transportasi mengingatkan pekerjaan rumah (PR) Pemerintah Provinsi DKI Jakarta di bidang transportasi yang masih menanti, menyusul penghargaan Sustainable Transport Award 2021. Kendati, para pengamat di bidang ini juga mengakui perbaikan sektor transportasi lima tahun belakangan di Ibu Kota.   Ketua Institut Studi Transportasi (Instran) Darmaningtyas mengungkapkan penghargaan serupa sebelumnya juga diraih pemerintahan era Gubernur Sutiyoso pada 2006. Saat itu pemerintahan Bang Yos--sapaan karib Sutiyoso--beroleh penghargaan lantaran berhasil membangun Bus Rapid Transportation (BRT) tiga koridor. Selanjutnya adalah penghargaan pada 2019 lalu.   "Tapi secara objektif memang, Jakarta dalam lima tahun terakhir mengalami perbaikan yang signifikan untuk sektor transportasinya: memiliki LRT dan MRT, KRL Jabodetabek yang memberikan pelayanan bagus, dan perbaikan pelayanan Transjakarta," tutur Darmaningtyas kepada CNNIndonesia.com, Sabtu (31/10).   Selain it

Transportasi Jakarta Membaik Lima Tahun Terakhir

Pencapaian Jakarta sebagai juara dalam Sustainable Transport Award (STA) 2021 mendapat komentar positif dari sejumlah pihak, di antaranya kalangan pengamat. Pengamat Transportasi sekaligus Ketua Institut Studi Transportasi (Instran) Jakarta, Darmaningtyas mengakui Kota Jakarta mengalami perbaikan untuk sektor transportasi, setidaknya dalam lima tahun terakhir.   “Saya kira secara objektif patut kita akui bahwa Kota Jakarta dalam lima tahun terakhir mengalami perbaikan yang signifikan untuk sektor transportasinya. Memiliki BRT, MRT, dan LRT, serta layanan KRL Jabodetabek yang cukup nyaman, aman, selamat, terjangkau, dan tepat waktu,” ujar Darmaningtyas dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Ahad (1/11).   Darmaningtyas mengungkapkan, Pemprov DKI Jakarta di bawah kepemimpinan Anies Baswedan melakukan perbaikan fasilitas pejalan kaki dengan merobohkan sejumlah jembatan penyeberang orang (JPO) dan diganti dengan penyeberangan sebidang yang lebih manusiawi dan aksesibel