Oleh: Darmaningtyas, Ketua Bidang Advokasi MTI (Masyarakat Transportasi Indonesia) di Jakarta Dimuat di Koran Kedaulatan Rakyat, tanggal 29 September 2014 Kota Yogykarta sebagai kota pariwisata, pelajar, dan budaya sesungguhnya mengandung paradok karena tidak ada tempat bagi para wisatawan, pelajar, dan warga untuk berjalan secara santai menikmati suasana kota. Tidak ada ada satu ruas jalan pun yang nyaman untuk pejalan kaki. Bandingkan dengan Jakarta yang memiliki fasilitas pejalan kaki sepanjang Sudirman – Thamrin hingga Medan Merdeka Barat dan Merdeka Selatan. Trotoar di sana selain lebar, juga dilindungi oleh pepohonan yang rindang, meski sedang dalam tahap pertumbuhan. Begitu juga Kota Surabaya memiliki fasilitas pejalan kaki di sepanjang Jl Tunjungan, Pemuda, Sudirman, Dharmo, Urip Sumoharjo, dan Diponegoro. Bahkan Kota Semarang pun memiliki fasilitas pejalan kaki yang cukup nyaman di sekitar Simpang Lima maupun Balai Kota.
DARMANINGTYAS menggeluti dunia pendidikan dengan mengawali sebagai guru honorer di SMP Binamuda dan SMA Muhammadiyah Panggang, 1982. Selain terus mengkritisi kebijakan pendidikan yang tidak pro rakyat, juga terus aktif melakukan kampanye untuk pendidikan gratis dan anti privatisasi pendidikan.