“Saya kira secara objektif patut kita akui bahwa Kota Jakarta dalam lima tahun terakhir mengalami perbaikan yang signifikan untuk sektor transportasinya, yakni memiliki BRT (bus rapid transit), MRT (moda raya terpadu), dan LRT (light rail transit), serta layanan KRL (kereta rel listrik) Jabodetabek yang cukup nyaman, aman, selamat, terjangkau, dan tepat waktu,” ujar Darmaningtyas, Jakarta, Senin (2/11/2020).
Menurut Darmaningtyas, penghargaan di sektor transportasi merupakan penghargaan ketiga yang diraih oleh DKI Jakarta. Penghargaan pertama, pada 2006 diterima Gubernur Sutiyoso di Yogyakarta dari Panitia BAQ. Saat itu, Sutiyoso, mendapatkan penghargaaan karena berhasil membangun BRT tiga koridor (koridor 1, 2, dan 3, meski saat diberikan koridor 2 dan 3 sedang proses pembangunan). Penghargaan kedua, awal 2019 yang diterima di Washington DC dan ketiga sekarang ini.
“Penghargaan seperti ini biasanya merupakan hasil penilaian dari suatu tim atau organisasi yang mempunyai concern untuk peningkatan kualitas layanan transportasi di kota-kota besar. Mekanismenya biasanya membandingkan dengan kota-kota lain di dunia dalam kurun waktu tertentu secara diam-diam yang dilakukan oleh tim penilai,” terang dia.
Darmaningtyas mengakui, Pemprov DKI Jakarta di bawah kepemimpinan Anies Baswedan juga melakukan perbaikan fasilitas pejalan kaki dengan merobohkan sejumlah jembatan penyeberang orang (JPO) dan diganti dengan penyeberangan sebidang yang lebih manusiawi dan aksesibel bagi semua golongan. Perbaikan trotoar, kata dia, juga terus dilanjutkan dan jalur sepeda juga dibangun.
“Perbaikan integrasi antarmoda juga diwujudkan, seperti di Stasiun Tebet, Manggarai, Gondangdia, dan Tanah Abang. Ada juga layanan mikrotrans (angkot yang terintegrasi dengan manajemen PT Tranjakarta yang memberikan kepastian waktu, aman, selamat, dan gratis. Ini banyak digunakan oleh kaum ibu,” ungkap dia.
Lebih lanjut Darmaningtyas menuturkan, pekerjaan rumah (PR) terbesar Pemprov DKI sekarang adalah mewujudkan integrasi antarmoda. Integrasi dalam semua hal, seperti integrasi fisik, integrasi jadwal, dan integrasi pembayaran.
Dia mencontohkan integrasi antara KRL dengan Tranjakarta, atau integrasi antara MRT dan LRT dengan Transjakarta baik dengan bangunan prasarana yang terkoneksi (halte) maupun layanan kendaraannya.
“Selain itu, PR lain adalah menertibkan trotoar yang sudah bagus dan ada paving block-nya yang selama ini untuk parkir mobil, pangkalan ojol, maupun untuk PKL (pedagang kaki lima). Gunakan trotoar sesuai dengan fungsinya,” pungkas dia.
Sumber : BeritaSatu.com, 2 November 2020
https://www.beritasatu.com/bernadus-wijayaka/megapolitan/693695/jakarta-layak-dapat-penghargaan-sta-2021
Komentar
Posting Komentar