Oleh Darmaningtyas Saya ingin memulai tulisan ini dengan bercerita dari apa yang saya lihat belum lama ini pada saat saya diminta untuk mengisi acara penerimaan mahasiswa baru Fakultas Hukum UGM (FH UGM) tanggal 20 Agustus 2008 lalu. Pada waktu itu saya bertanya kepada mahasiswa baru –yang katanya jumlahnya sekitar 300-an orang, berapa yang dari Papua, berapa dari NTT, dan berapa yang dari Maluku? Ternyata yang dari Papua hanya satu orang (putri), tapi ketika saya minta tunjuk jari, orangnya bukan berambut keriting, tapi berambut lurus dan berkulit kuning. Itu artinya, mahasiswi itu kelahiran Papua, tapi bukan asli Papua. Sedangkan yang dari NTT (Flores, Kupang, Rote, dsb.) maupun Maluku tidak ada satu pun.
DARMANINGTYAS menggeluti dunia pendidikan dengan mengawali sebagai guru honorer di SMP Binamuda dan SMA Muhammadiyah Panggang, 1982. Selain terus mengkritisi kebijakan pendidikan yang tidak pro rakyat, juga terus aktif melakukan kampanye untuk pendidikan gratis dan anti privatisasi pendidikan.